BANYUMAS – Suasana Hetero Space Banyumas pada Selasa, 12 Agustus 2025, dipenuhi semangat kolaborasi lintas generasi. Ratusan peserta dari pelajar SMA/SMK, mahasiswa, komunitas film, perwakilan dinas, media, serta tamu kehormatan dari UNESCO Jakarta dan ICHCAP Korea, berkumpul dalam acara ichLinks Video Showcase 2025 untuk merayakan Hari Pemuda Internasional sekaligus mempromosikan pelestarian Warisan Budaya Takbenda (WBTB).
Acara tersebut menampilkan tiga karya terbaik Indonesia dari ichLinks Creative Content Contest (Juni–Oktober 2024), sebuah inisiatif UNESCO Jakarta yang didukung oleh ICHCAP (The International Information and Networking Centre for Intangible Cultural Heritage in the Asia-Pacific Region under the auspices of UNESCO) yang mendorong komunitas di seluruh Asia-Pasifik untuk menceritakan kisah warisan budaya tak benda melalui media digital. Sejak pagi, para tamu disambut hangat oleh Paguyuban Kakang Mbekayu Banyumas (PAKEMAS) yang menyambut langsung kedatangan perwakilan UNESCO dan ICHCAP. Hadir pula Fendy Rudianto, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, serta komunitas film seperti CLC Purbalingga, Jagongan Film, Banyumas Heritage, Heartcorner, dan Hadeuw Purwokerto. Media lokal seperti Serayunews, Tribun, dan Radar Banyumas turut meliput kegiatan ini.
Acara dibuka dengan penampilan Tari Lengger Banyumasan oleh kelompok Langen Budaya, diikuti pemutaran tiga film pemenang ichLinks Creative Content Contest 2024: Babaran Pusaka karya Risang Panji Kumoro, Goresan Cerita karya Ragil Wahyu Aji, dan Dialog Dua Pohon karya Umar Al Jufri. Pemutaran ini menjadi momen bagi peserta untuk melihat bagaimana generasi muda mampu merekam dan menafsirkan ulang tradisi serta pengetahuan lokal melalui media digital.
“Ini lebih dari sekadar pemutaran film—ini adalah gerakan pemuda yang secara aktif mempromosikan dan menafsirkan ulang warisan budaya mereka,” kata Mr. Weonmo Park (Director, Information and Research Office, ICHCAP). “Kreativitas mereka menunjukkan bagaimana tradisi hidup dapat berkembang di era digital.”
Sementara itu, Fendy Rudianto menegaskan komitmen daerah dalam mendukung pelestarian budaya. “Melestarikan budaya berarti menjaga jati diri bangsa. Dengan kreativitas dan inovasi, khususnya dari generasi muda, warisan leluhur dapat terus hidup dan menginspirasi masa depan,” ujarnya.
Antusiasme peserta juga terlihat dari tanggapan mereka. Zora, salah satu peserta dari SMA Negeri 3 Purwokarta, menyampaikan, “Saya baru tahu hari ini bahwa video bisa menjadi cara efektif melestarikan warisan budaya tak benda. Terima kasih UNESCO Jakarta atas inisiatif luar biasa ini. Kami belajar banyak hari ini.”
Founder Layar Kelas, King Anugrah Wiguna, M.A., yang juga Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman, mengapresiasi terselenggaranya acara ini di Banyumas. “Kami tentu bangga ya bisa mempertemukan pelajar, komunitas dan pimpinan daerah Banyumas dengan perwakilan UNESCO dalam upaya sosialisasi pelestarian warisan budaya tak benda. Semoga kolaborasi ini dapat terus berjalan untuk memperkuat keterlibatan langsung masayarakat dalam merawat kekayaan budaya,” ungkapnya.
Selain pemutaran film, peserta mengikuti diskusi bersama para sineas dan workshop pembuatan konten video Reels yang dipandu tim ICHCAP. Sesi ini dilanjutkan dengan praktik langsung produksi konten bersama seniman dan perajin Banyumas, menjadikan kegiatan ini bukan hanya ajang apresiasi, tetapi juga wadah belajar dan berkreasi bersama.
IchLinks Video Showcase 2025 di Banyumas menjadi bukti bahwa pelestarian budaya dapat berjalan beriringan dengan inovasi digital. Melalui kolaborasi antara komunitas, akademisi, pemerintah daerah, dan lembaga internasional, Banyumas menunjukkan bahwa tradisi dapat hidup berdampingan dengan semangat kreatif generasi masa kini, sekaligus menguatkan identitas daerah di mata dunia.


