Sudah beberapa hari terakhir, langit Purwokerto nyaris tak pernah benar-benar cerah. Musim hujan yang datang lebih awal membuat sore-sore kota ini dipenuhi rintik air dan aroma tanah basah. Namun, hujan sore itu tak menghalangi langkah beberapa mahasiswa dan pekerja muda menuju Calf Café di Jalan Prof. Dr. Suharso No. 53, Mangunjaya, Purwokerto Lor. Dari balik jendela besar yang berembun, tampak deretan meja yang hampir semuanya terisi laptop terbuka. Di tengah suara hujan dan musik akustik yang pelan, suasana kafe ini terasa seperti ruang aman bagi siapa pun yang ingin produktif di tengah kesibukan kota.

Calf Café dikenal sebagai salah satu tempat favorit anak muda Purwokerto untuk nugas, meeting, hingga work from café (WFC). Suasananya cukup ramai, bersih, dan luas. Terutama di area lantai dua yang sering digunakan untuk rapat kelompok atau kerja bareng teman.
Salah satu pengunjung, Noey (20), mengaku senang dengan suasana di lantai dua kafe ini. “Lantai satu emang rada crowded tapi lantai dua lumayan nyaman buat nugas dan luas banget, cuman emang berisik sih buat nugas. Terus kalau ada dinding mungkin bakal lebih tertata sih,” ujarnya sambil tersenyum, menatap layar laptopnya.
Tak hanya suasananya yang nyaman, Noey juga memuji cita rasa kopi di Calf Café. “Bagi aku yang nggak suka kopi, kopi di Calf itu enak, manisnya pas, nggak kemanisan dan nggak bikin mual,” tambahnya.

Kafe yang terletak di kawasan perkotaan ini memang dikenal dengan suasananya yang nyaman untuk belajar atau bekerja dari mana saja. Pencahayaan alami dari jendela kaca besar membuat ruangan terasa lega, sementara aroma kopi dan suara mesin espresso yang sesekali berbunyi menambah kesan hangat. Di setiap sudut, terlihat orang-orang fokus dengan layar laptop mereka, beberapa sesekali tersenyum dan juga tertawa sambil berdiskusi.
Banyak pengunjung datang dengan tujuan mengerjakan tugas kuliah, menyelesaikan laporan kerja, atau sekadar membaca buku sambil menunggu hujan reda.

Selain kenyamanan tempat, menu yang disajikan pun beragam, minuman kopi dan minuman nonkopi, sampai camilan ringan yang jadi teman pas untuk nugas lama. Interiornya simpel, modern, dan bersih, dengan dominasi warna netral yang menenangkan mata. Tak heran jika kafe ini sering dipenuhi laptop terbuka dan tumpukan buku di setiap meja.
Kafe ini buka setiap Senin hingga Jumat pukul 08.00–23.00 WIB, dan pada Minggu buka lebih lama hingga pukul 24.00 WIB, memberi ruang bagi pengunjung yang ingin menyelesaikan tugas hingga malam.
Ketika hari mulai gelap dan hujan perlahan berhenti, beberapa pengunjung masih enggan beranjak. Mereka tampak betah tenggelam dalam pekerjaan atau sekadar menikmati sisa sore yang tenang. Calf Café bukan sekadar tempat untuk minum kopi, tapi ruang kecil di mana produktivitas dan ketenangan bisa berjalan beriringan.
Nerissa Arviana


