Merinding Disko: Layar Kelas Rayakan Halloween dengan Horor Kelas B Azzam Fi Rullah

Purwokerto, 30 Oktober 2025 – Program pemutaran film Layar Kelas kembali digelar dengan tajuk “Merinding Disko”, menghadirkan karya-karya eksperimental dari sutradara muda Azzam Fi Rullah melalui sesi Focus On. Acara yang berlangsung di Hetero Space Banyumas (Ruang Maneka) ini dihadiri oleh sekitar 30 penonton dari kalangan mahasiswa, pelajar, komunitas dan masyarakat umum.

Program “Focus On: Azzam Fi Rullah” menampilkan tiga film pendek bertema horor: Goyang Kubur Mandi Darah (2018), Pocong Hiu Unleash (2017), dan Pandemi(e): Arumi & Lidah Pocong (2021). Ketiga film tersebut dikenal dengan pendekatan B-Movies, yaitu film berbiaya rendah namun penuh kreativitas, humor gelap, dan absurditas yang khas.

Melalui tajuk “Merinding Disko,” Layar Kelas mengajak penonton untuk merasakan sensasi horor dari sudut pandang yang tidak biasa yang tidak sekadar mencekam, tetapi juga jenaka dan reflektif. Program ini menjadi ruang apresiasi terhadap bentuk-bentuk alternatif dalam sinema, sekaligus membuka percakapan baru tentang potensi B-Movies dalam konteks produksi film pendek di Indonesia.

Sesi diskusi yang rencananya menghadirkan Azzam secara online urung dilakukan karena Azzam memiliki agenda lain yang berbarengan. Namun, diskusi terbuka yang melibatkan penonton tetap digelar setelah pemutaran film. King Anugrah Wiguna selaku Founder Layar Kelas memberikan pengantar untuk memantik diskusi.

“Film Azzam yang dikenal sebagai film kelas B bahkan di sering juga dikatakan sebagai film sampah ternyata bukanlah film yang buruk karena memiliki gagasan dan referensi yang kaya”, ungkap King.

Diskusi selanjutnya dilanjutkan oleh para penonton yang menunjukkan antusiasme tinggi terhadap gaya eksperimental dan ide liar Azzam. Beberapa penonton mengaku “terhibur sekaligus merinding” dan menyebut bahwa film-film yang ditampilkan berhasil memadukan ketegangan dengan kejenakaan.

Melalui testimoni para peserta, terlihat bahwa “Merinding Disko” tidak hanya menjadi ajang tontonan, tetapi juga ruang belajar dan berbagi gagasan kreatif. Seperti disampaikan salah Kevin (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom), “Film-film Azzam membuka mata bahwa horor bisa tampil konyol tapi tetap punya makna.”

Pos Terbaru

GIRALOKA berupaya menjadi media yang terbuka bagi banyak suara, mudah dicerna tanpa kehilangan ketajaman analisis, serta relevan di tengah gempuran informasi digital yang serba cepat. Kami ingin menghadirkan bacaan yang ringan tapi bermakna, alternatif tetapi tetap dapat dipercaya, sehingga pembaca tidak hanya sekadar mengonsumsi informasi, melainkan juga diajak untuk memahami, meresapi, dan—pada akhirnya—ikut menyumbangkan suara.